Rabu, 05 Agustus 2015

50 Drummer Terbaik Indonesia Versi RollingStone Magazine || MUSIK

50 drummer terbaik Indonesia
#Versi: RollingStone Magazine
1. Abah(burgerkill ­)
2. Aksan Syuman
3. Al (purgatory)
4. Andri Rudal
5. Andyan (deadsquad)
6. Ari Ayunir (potret)
7. Arry Yanuar (Roxx)
8. Bakar Buftaim (Rotor)
9. Bembi (Sore)
10. Beni (the Upstrairs)
11. Benny Mustafa
12. Bimbim (slank)
13. Bimo
14. Brian (sheila on 7)
15. Budhi Haryono
16. Cendy Luntungan
17. Chiling
18. Demas Narawangsa
19. Eno Netral
20. Fajar Satritama
21. Fariz RM
22. Fuad Hasan
23. Gilang Ramadhan
24. Gerry herb
25 Hendy (GIGI)
26. Ikmal Tobing
27. Inisisri
28. Iyun (discus)
29. Jelly Tobing
30. Jerinx (SID)
31. John David
32. Karim Sweileh
33. Keenan Nasution
34. Magi (/rif)
35. Murry (Koes Plus)
36. Rayendra Sunito (Souleh & Soulehah)
37. Rere (Grass Rock)
38. Richard Mutter
39. Ronald
40. Sandy (PAS band)
41. Sandy Winatra
42. Susi Nander (Dara Puspita)
43. Teddy Sudjaya
44. Titi Sjuman
45. Tyo Nugros
46. Uche Hariono
47. Yesaya Soemantri
48. Yoyo Padi
49. Yoyo Shaggydog
50. Yaya Moektio

7 Gitaris Terbaik Indonesia || MUSIK

7 Gitaris Terbaik Di Indonesia

Kalau ditanya siapakah gitaris favorite, semua orang pasti punya jawaban yang berbeda-beda. Saat ini Indonesia sudah punya banyak sekali gitaris berbakat. Kebanyakan dari mereka sudah mempunyai grub band sendiri-sendiri. To be honest, kalau ditanya siapakah gitaris favorite saya, saya akan menjawab Andra Junaidi. Mantan gitaris Dewa 19 yang kini telah membuat band sendiri bernama Andra and The Backbone. Selain karna skill gitarnya memang sangat bagus, kekaguman saya kepada Andra adalah karna konsistensinya bermusik. Ya seperti kita ketahui, Andra saat ini masih sibuk dengan Andra and The Backbone. Lagu-lagu ciptaanya masih terdengar sangat enak ditelinga. Lirik-liriknya juga masih puitis. Bandingkan dengan Ahmad Dhani yang sekarang lebih banyak tampil sebagai komentator acara musik dan sudah jarang sekali menghasilkan lagu seperti pada jaman dulu yang terkenal puitis.
Kembali ke Gitaris. Kali ini saya mau share 7 gitaris terbaik yang dimiliki Indonesia. Ini hanyalah pendapat pribadi. Boleh setuju boleh tida. Tapi setidaknya dengan mengikuti rekam jejak mereka selama ini, gelar gitaris terbaik Indonesia sepertinya memang pantas mereka dapatkan. So, here they are
1. Ian Antono
Ian Antono
Nama asli: Jusuf Antono Djojo
TTL: Malang, Jawa Timur, 29 Oktober 1950
Band: God Bless
2. Dewa Budjana
profil-dewa-budjana
Nama asli: I Dewa Gede Budjana
TTL: Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 30 Agustus 1963
Band: Gigi
3. Eross Candra
Eross
Nama asli: Eross Candra
TTL: Yogyakarta, 3 Juli 1979
Band: Sheila on 7
4. Tohpati
tohpati_by_nbshoot12-d5ru1hr
Nama asli: Tohpati Ario Hutomo
TTL: Jakarta, 25 Juli 1971
Band: -
5. Eet Syahrani
1765960
Nama asli: Eet Syahrani
TTL: Bandung, 3 Februari 1962
Band: Edane
6. Patub
Letto
Nama asli: Agus Riyono
TTL: Yogyakarta, 2 Agustus 1979
Band: Letto
7. Andra Junaidi
Andra Ramadhan4
Nama asli: Andra Junaidi Ramadhan
TTL: Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1972

20 Band Pop Punk Terbaik Indonesia 2014 || MUSIK

20 Band Pop Punk Indonesia Terbaik 2014

Punk, Pop Punk, Skatepunk atau apapun itu pasti tidak jauh dengan musik enerjik, penuh distorsi, dan lirik yang sering diambil dari pengalaman setiap personil dari kisah hidupnya masing masing. Kali ini aku akan membahas tentang 20 Band Indonesia Ber-unsur Punk Terbaik menurutku. Simak!


20. Threesixsty


Threesixsty, Band asal pulau sumatra tepatnya di kota Panjang Provinsi lampung yang satu ini adalah band beraliran Punk/Skatepunk. Segi musik yang Threesixsty mainkan cukup baik, dari segi harmoni yang pas dan ketukan yang terbilang cepat membuat Threesixsty memiliki keunikan tersendiri. Threesixsty sendiri diambil dari nama trick Skateboard yaitu 360. Band yang memiliki 4 Personil ini telah berdiri sejak tahun 2008. Sempat mengalami vakum beberapa tahun akhirnya pada tahun 2011 band ini kembali menulis mahakarya dan siap untuk menyajikan musik dengan gaya Threesixsty. Threesixsty.. It’s time to moshpit!


19. Franky Freak Butter Jelly

It’s Franky!
Band yang berawal dari nama “Face Out” ini adalah band asal bandung yang berdiri pada tahun 2011. Mengambil aliran Skatepunk/Melodic, band ini mampu membuat karya karya yang hebat dan salah satunya adalah “Detik akhir sekolah”. Segi musik yang sangat fresh dan crunchy serta pembawaan yang baik telah menjadi ciri khas dari band yang sering disebut dengan FFBJ ini. Looking for Fun? Looking For Punk? Hear this band!


18. Twinkle and Bad Face

Twinkle and Bad Face, Memulai menulis mahakarya nya pada tahun 2010, Band asal bandung ini cukup dikenal baik bagi para penikmat musik Melodic/Pop Punk, dan lagu yang berjudul “Alunan Punk Merdu” adalah sebuah lagu yang fenomenal dari band yang memiliki 3 personil ini. Musikalitas yang sangat melodic serta lirik yang cukup bermajas membuat nama band ini cukup dikenal, dan lagu “Sadarilah” adalah lagu yang membuat nama band ini melejit. Lagu Band yang biasa disebut TABF ini pantas kamu dengar jika kamu merasa menyukai musik melodic. A new Generation of Blink-182? You should try Twinkle and Bad Face.


17. Free Far Down

Band yang berdiri pada bulan Juni 2014 ini adalah band yang berasal dari bandung. Memilih aliran musik Pop punk, band yang terbilang baru ini cukup baik dari segi musikalitas dan lirik yang sedikit bermajas. Band yang berawal dari nama “Stomp The Pumpkins” ini telah merilis album yang bertajuk “Nailed The Basic” pada tahun 2014 dimana di album itu terdapat 8 lagu. Musik yang Free Far down mainkan adalah musik Pop Punk namun kadang menambah scale scale jazz dan juga beat pelan. Terinspirasi dari band band seperti All Time Low, The Story So Far, State Champs dll, band yang memiliki 4 personil ini berharap agar musik yang mereka mainkan bisa diterima oleh warga Indonesia. Try this one, they not bad at all.


16. Lowdick

The name of this band is so offensive, yes I know it.

Lowdick, band asal Bandung Jawa barat yang satu ini adalah band yang sangat unik, dan saya rasa Bandung harus bangga dengan band yang memiliki nama lucu ini. Nama lowdick sendiri diambil dari kata “Low” yang berarti “Rendah” karena setiap personilnya yang merasa mereka hanya sebatas pecundang (Padahal mereka keren menurutku) dan “Dick” yang tadinya diambil dari kata “Melodic” dengan penambahan huruf “K” di akhirannya. Musikalitas yang dimainkan oleh Lowdick sangat Interaktif dan unik, Dari segi Instrument yang sangat Melodic hingga lirik yang mampu mengundang senyum selebar kuda. “Dia suka wajah jelekku”, “Hina tuk kembali” dan “Wajahmu perkosa pikiranku” adalah lagu yang membuat band yang berdiri sejak 2007 ini melambung. I Think The most-Hardworking-Hillarious band is Lowdick.


15. Like Father Like Son

“Semua orang inginkan kemenangan, tak ingin terkalahkan, tak peduli kawan atau pun lawan, saling hancurkan hanya untuk satu tujuan mempertahankan ego kalian” –Egocentris
Jika kita sadari ternyata di setiap intonasi akhir dari lirik di atas berakhiran “an”. woah, cool isn’t?

Like Father Like son, band yang sejak awalnya bernama “Cookies Monster” ini adalah band yang berasal dari kota kembang, band yang mengusut aliran Pop Punk ini telah berdiri sejak 2004 dan cukup fenomenal (mengapa fenomenal? Karena aku mulai bermusik karena terpengaruh oleh band yang satu ini hehe) musik yang mereka mainkan memang bagus, lirik yang keren, serta pembawaan yang pas ketika live dan salah satu lagu yang paling fenomenal dari band ini adalah “Sudut kota kembang” dimana hampir semua penikmat musik melodic bandung mengetahui lagu tersebut. Tell your father about this band! Because Like Father Like Son will make your live better!


14. Foodcourt



Yeay! Foodcourt! 
Berkarya sejak tahun 2005, band asal Cimahi ini turut serta pernah membawa kota bandung kepada masa emasnya musik “Melodic” dimana band ini mulai dikenal pada pertengahan tahun 2008. Band yang digawangi oleh 5 Personil ini memiliki musikalitas yang sangat muda, lirik yang bersemangat, serta live perform yang unik. “Titik Penyesalan”, “Mimpi yang tertunda”, dan “Waktuku Belum Terlambat” adalah lagu yang sukses membawa Nama Foodcourt dikenal baik oleh masyarakat Indonesia. Nice Band, Nice song.. It’s Foodcourt of course!


13. King of panda

Hey, did you hear some great “Easycore” Stuff from Bali? That was King of Panda! Let’s go!
King of Panda, Band Pop punk hardcore yang satu ini adalah band yang berasal dari Kuta, Bali. 2008 adalah tahun dimana King of Panda dibentuk. Nama King of Panda sendiri sebenarnya adalah singkatan dari King of Power and Attitude. Lagu lagu yang mereka ciptakan sangat keren, dari breakdown hingga suara synth yang membuat para pendengar ber-euforia. Get the moshpit on with the Papa Panda!


12. The Frustater


The Frustaters! Woohoo! We talking about a band with a good vocalist in Bandung. Band yang berdiri pada tahun 2001 ini adalah band yang memiliki musikalitas yang cukup baik dari segi Instrument yang punk rock abis hingga lirik yang sangat pas dengan kaum kaum muda. Lagu lagu The Frustater pernah masuk ke dalam beberapa kompilasi album, dan album The Frustater sendiri yang berjudul “My own Distortion” cukup hebat dan banyak mendapat kesan kesan baik di setiap lagu di dalam album tersebut. Try this band and get fly with the vocal voice..


11. Speak Up

Jika kamu mendengar nama band ini, kamu mendengar band yang sudah cukup lama dalam industri musik indie. 
Speak up adalah band Pop Punk asal Jakarta yang sangat Senior (1996). Band yang memiliki 4 personil ini cukup baik dikenal oleh warga jakarta, band yang merilis albumnya pada tahun 1999 yang berjudul “Believe us, Trust us” memiliki musik yang Punk-ster, vokal yang melodius, dan drum yang aggressive (Meski tidak semua). Kamu cukup memiliki wawasan yang luas jika mengenal band hebat yang satu ini. Woah, Speak Up? Get ready for Moshpit guys!


10. Disconnected


Disconnected adalah band asal bandung yang sudah berdiri sejak 1996 dan mulai menjadi band serius pada tahun 1998. Single yang berjudul “Leuv” adalah single yang membuat Disconnected semakin dikenal di kalangan masyarakat penyuka musik Punk. Music yang Disconnected hadirkan adalah musik punk namun menambahkan beberapa unsur electro yang membuat Disconnected semakin unik dan terasa berbeda dengan band band Punk yang ada. Disco-Punk must hear this!


9. Sendal Jepit



Veteran on Indie Music of Indonesia
Yeah, Sendal Jepit. Band yang sudah berdiri sejak tahun 1992 ini adalah band yang cukup berpengaruh dalam industri musik Punk di Bandung. “Nina” adalah lagu yang membawa Nama Sendal Jepit 
ke level yang lebih tinggi dengan airplay yang tinggi oleh radio-radio kota bandung. Segi musik yang dimainkan Sendal jepit cukup simple namun pas dan nikmat di dengar untuk kalian yang menyukai musik seperti Bad Religion dll. Get Punk’ed with this band! Woohoo!


8. Danger Ranger



It’s Danger Ranger buddies! It’s time to dance!
Danger Ranger adalah band asal bandung yang berdiri pada tahun 2008. Band yang mempunyai nama yang terinspirasi dari logo Mighty Morphin Power Ranger ini cukup memiliki banyak pro dan kontra tapi hebatnya Danger Ranger tidak pernah memperlihatkan ke-Drop-an mereka dengan Pro dan Kontra yang di cetuskan setiap orang. Loop, String Sequence dan Piano adalah ciri khas dari band yang pernah tampil di acara acara TV ini. Musikalitas yang mereka mainkan cukup keren, pembawaan musik yang bersemangat hingga lirik yang cukup pas dengan anak anak remaja. This good band deserve a good feedback I think.


7. Glory of Love

Glory of Love, Band yang mengambil nama dari lagu New Found Glory ini adalah band asal bandung  yang memulai membuat mahakaryanya pada tahun 2002. Album “Pembuktian” adalah debut album pertama dari Glory of Love dan mendapat kesan baik dari para pendengar musik Pop Punk. Pada tahun 2010, Glory of Love kembali meluncurkan album E.P mereka yang berjudul “Face it, deal with it, it's time to...MOVE ON!” dan single dari album tersebut yang berjudul “Rasa Ini Tak Ada Lagi” telah membawa Glory of Love semakin di Kenal. Musik yang Glory of Love sangat baik, dari melodi yang pas dengan lagu yang dimainkan, suara vokal yang unik, hingga aksi panggung yang menarik selalu membuat para pendengar ingin melihat band ini secara Live. There is good Emotional band.. and I Called Glory of Love.


6. Buckskin Bugle



Buckskin Bugle, Band yang telah berdiri cukup lama ini (yaitu dimulai pada 1997) adalah band Indie yang menurutku cukup nikmat di dengar karya karyanya, Instrument aggressive rock yang menjuru pada Power Punk, Lirik yang sangat “Young-ster”, dan beat beat drum yang dinamis yang dihadirkan oleh Buckskin Bugle membuat para Buckskin Buddies (Fans BSB) Sing-a-Long. Band yang diambil namanya dari tokoh kartun ini telah merilis 6 album yaitu yaitu
-Still Punk Still Sucks (2000)
-Bad Tunes And Some Ordinary Things (2001)
-Crazy Lazy (E.P 2003)
-Dengan Kerasnya! (E.P 2004)
-Mediction For Reflection (2007)
-Langkah Penuh harap (2011)
Album “Dengan Kerasnya!” adalah album yang melambungkan nama Buckskin Bugle dan sangat mendapat apresiasi dari Buckskin Bugle dan para penyuka musik Indie. Looking for a song that good for sing a long? Try This “Buckskin Bugle” Stuff!


5. Rosemary




We’re just talking about the most Influenced band in Bandung Indie Scene.
Rosemary, Band yang digawangi oleh 4 orang ini adalah band yang sangat berpengaruh dalam gerakan musik Indie dan Skateboard. Band yang memiliki ribuan fans yang bernama W.A.R.S (We are skatepunkers) ini telah berkarya sejak tahun 1997. “Punk Rock Show” adalah lagu yang membuat band yang beraliran sama dengan judul lagu tersebut itu melambung tinggi dan sering diputar di radio radio lokal. Musik yang rosemary mainkan adalah musik Punk/Skatepunk. Rosemary? Pogo! Pogo! Pogo!


4. Topi Jerami

“Takkan berakhir dan takkan terlupa, langit tertinggi singkirkan batas, kumpulan cahaya, sinari langkahku” –Menuju angkasa
It’s so metaphor isn’t? Damn, I love this band.. 

Band yang merilis album bertajuk “Pertunjukan hari esok” dan “Nothing more, Nothing less” ini mampu membuat warga kota bogor (atau mungkin seluruh Indonesia) terkagum dengan segi Instrument yang catchy, dan Lirik yang begitu punchy melodic. Nama band yang mulai menunjukan mahakaryanya pada tahun 2006 ini di ambil dari nama karakter kartun jepang yang memang saat itu sedang trend di Indonesia. Dengan mengambil aliran musik “Pop Punk” dan berdiri di Indie label, Topi jerami berharap Tidak kalah saing dengan band band mainstream yang bernaung di Major label. Apa mereka bisa? Tentu saja pasti bisa, karena menurutku musik yang mereka hadirkan memang unik dan sangat fresh.


3. Rocket Rockers




Jika dimasa remajamu kamu sering mendengarkan Band yang satu ini, masa remajamu pasti sangat menyenangkan.
Rocket Rockers, Band yang berdiri pada tahun 1999 ini adalah band yang menurut saya sangat beruntung dan hebat, dari segi instrument dan lirik yang sangat “Easy listening” band ini memang pantas untuk pernah berada di major label Sebesar Sony BMG Indonesia. Band yang Pernah tour bersama Volcom ini telah banyak mendapat penghargaan dan salah satunya adalah masuk ke dalam salah satu Film Susan Dynner yang berjudul “Punk’s Not Dead The Movies”. Selain Sering terlihat di Pentas seni yang sering diselenggarakan di Sekolah maupun Universitas, Rocket Rockers juga pernah Menjadi pembuka band band Internasional seperti Skin of Tears, Silverstein, MXPX, The Ataris dan Favorit saya, All Time Low. If you see this band Live Performance, Be ready to get your ears Harmonized.


2. Pee Wee Gaskins


Pee Wee Gaskins, Ikonik Musik Pop Punk/Power Pop asal Jakarta ini berdiri pada tahun 2008 dan hingga kini telah merilis 3 album dan 2 mini album. Musik yang dimainkan Pee Wee Gaskins sendiri terbilang unik dengan campuran synth/techno yang mampu membuat para Dorks (Fans Pee Wee Gaskins) mulai berpesta pora di area moshpit. Dengan mengambil nama dari seorang Pembunuh, Pee Wee Gaskins sering bermain di acara acara pentas seni maupun acara Televisi. Penghargaan terbaik yang pernah tercapai oleh Pee Wee Gaskins adalah saat tampil di Acara Kompetisi TV jepang yang dimana Pee Wee Gaskins mendapat juara pertama. Keep up the good work Pee Wee!


1. Closehead

Ya, siapa yang tak kenal dengan pelantun lagu “Berdiri Teman” dan “Heart of Pop” ini. Instrument yang sangat melodic dan harmonis, suara vokal yang sangat pas pembawaannya dan lirik yang sangat mudah di cerna juga memiliki makna hebat ini mampu menghipnotis setiap para penyuka aliran musik Pop Punk/Melodic Punk. “Eat My Holiday” adalah lagu yang membuat nama Closehead Melambung dan lagu “Menjelang hilang”, “Berdiri Teman” dan “Selamat pagi terang” semakin membawa Closehead menjadi salah satu band yang sangat berpengaruh bagi setiap musisi muda yang menyukai aliran Melodic. Jika kamu mendengar musik “Melodic” Sudah pasti Closehead adalah panutannya, dan jika kamu Mendengar Closehead sudah pasti kamu sedang mendengar Ikon band Pop Punk/Melodic di Indonesia. Aku rasa Closehead pantas Aku jadikan nomor 1 di dalam artikel ini.

10 Film Indonesia yang Mendunia !!! || FILM

10 film Indonesia yang mendunia.
1. The Raid : Redemption
The Raid merupakan film Indonesia pertama yang masuk box office Amerika Serikat (AS) dan pernah bertengger pada urutan 11 sebagai film yang paling banyak ditonton di bioskop AS. Film yang menonjolkan beladiri asli Indonesia yakni Pencak Silat ini diputar di 875 bioskop di AS. Selain di AS, film ini juga diputar dibeberapa negara lainnya. Mengutip dari Cekricek.com, The Raid telah menyabet 3 penghargaan bergengsi dunia, antara lain Cadillacs People’s Choice Award, Toronto International Film Festival 2011 dan The Best Film sekaligus Audience Award- Jameson Dublin International Film Festival.
Untuk diketahui, film ini diproduseri oleh Ario Sagantoro dan disutradari oleh Evan H Garet serta dibintangi oleh Iko Uwais, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, Joe Taslim, Dony Alamsyah, Pierre Gruno dan Tegar Satrya. The Raid juga diikutkan dalam Festival Film Sundance 2012 dan menjadi film favorit versi juri. Film ini juga dikabarkan akan diremake (dibuat ulang) oleh Screen Gems, anak perusahaan Sony Entertainment.
Setelah hak siarnya di AS dibeli oleh Sony Pictures Classic, Sony menggandeng Mike Shinoda dari Linkin Park sebagai penata musik (music score) film tersebut.
2. Modus Anomali
Film yang diproduksi oleh Lifelike Pictures ini diproduseri Sheila Timothy dan dinilsi berhasil karena mendapat apresiasi positif di berbagai kancah film dunia. Setelah melakukan world premiere di festival film terbesar kedua di Amerika Serikat yakni South By Southwest (SXSW) 2012, di Austin, Texas pada 9-17 Maret 2012 lalu, film besutan sutradara Joko Anwar ini mendapat sorotan luas.
Film ini juga terpilih ditayangkan pada “Midnighters”, sebuah seksi acara khusus yang menampilkan film-film terpilih bergenre fantastik untuk ditayangkan pada tengah malam. Film yang dibintangi Rio Dewanto ini juga mendapat tanggapan positif dari para kritikus dan blogger film di Amerika.
Modus anomali sempat pula meraih sejumlah penghargaan, antara lain Bucheon Award di Korea Selatan. Setelah menyabet penghargaan bergengsi ini, beberapa investor film mancanegara dikabarkan menyatakan ketertarikan mereka untuk dilibatkan dalam proses produksinya.
Film Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris ini memang ditargetkan untuk pasar luar negeri. Film thriller ini bercerita tentang seorang lelaki yang harus menyelamatkan keluarganya yang hilang saat sedang berlibur di sebuah hutan. Di hutan itu, dia harus berjuang menghindari kejaran seorang pembunuh misterius.
3. The Witness
Film Indonesia yang juga mendapat sambutan hangat di negara lain, adalah The Witness, film bergenre thriller. Film yang disutradarai Muhammad Yusuf ini sudah tayang di Filipina sejak 21 Maret lalu. Untuk pertama kalinya film Indonesia dapat tayang secara komersil di sana, tidak sebatas sebagai pengisi di festival film saja.
Sebelum ditayangkan untuk umum, Cinema Evaluation Board (CEB), sebuah badan resmi dari Dewan Pengembangan Film Filipina, memberi nilai A untuk The Witness. Tak cuma itu, sejumlah media Filipina bahkan berpendapat sineas-sineas Filipino harus belajar membuat film dari Indonesia.
Tak hanya di Filipina, menurut produser Sarjono Sutrisno, The Witness juga akan diputar di sejumlah negara Asia. “Rencananya Juni akan tayang di Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Dubai. Kami mau kuatkan dulu di Asia,” ujarnya.
Film untuk 18 tahun ke atas ini bercerita tentang seorang wanita bernama Angel (Gwen Zamora) yang dihantui mimpi aneh. Ia bermimpi ada pemuda mencoba bunuh diri dengan menembakkan senjatanya sendiri ke mulut. Film ini akan mulai diputar di bioskop Tanah Air pada 26 April 2012 mendatang. (dikutip dari Fajar.co.id)
4. Lovely Man
Lovely Man merupakan film Indonesia yang masuk nominasi Osaka Asian Film Festival, Jepang bersama film Indonesia lainnya yang berjudul Langit Biru. Fajar.co.id menulis bahwa terpilihnya dua film dari Indonesia ini merupakan hal yang istimewa karena setiap tahun Festival Film di Osaka hanya memilih satu film dari masing-masing negara peserta. Menurut panitia, kedua film ini dinilai layak masuk kualifikasi karena kualitas dan keunikannya. Pada ajang tersebut akhirnya Lovely Man berhasil meraih penghargaan Best Actor untuk Donny Damara
Film Lovely Man sempat diputar di bioskop Cine Nouveau. Film yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja ini pun mampu menyedot cukup banyak penonton di Jepang yang tertarik dengan film-film Asia berkualitas. Di dalam negeri sendiri, film ini meraih penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik yakni Donny Damara pada ajang Indonesian Movie Award (IMA) 2012.
Film ini pada dasarnya merupakan film keluarga yang menceritakan hubungan ayah dan anak yang sudah lama tidak saling bertemu. Dalam film ini disajikan sosok anak yang santun, berjilbab dan seorang lulusan pesantren, yang akhirnya bertemu dengan sang ayah yang bergulat dengan hidup yang keras sebagai waria di Ibukota Jakarta. Salah seorang penonton Jepang berkomentar, “Film Indonesia lebih mudah dipahami dalam menyampaikan pesannya, dibandingkan film Jepang yang selalu cenderung rumit
Sementara itu, film musikal anak-anak Langit Biru diputar di Umeda Garden Cinema. Dalam film tersebut, sang sutradara, Lasja F. Susatyo, menggambarkan problema sehari-hari pada anak-anak di Jakarta dan cara mereka mengatasi masalah mereka sendiri. Salah satu tema yang diusung adalah soal perbedaan dan sikap saling menghargai perbedaan tersebut.
5. Meraih Mimpi (Sing to the Dawn)
Meraih Mimpi adalah film animasi Indonesia yang telah ditayangkan ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Timur Tengah, dan Rusia. Bahkan seperti dikutip dari Tempo Interaktif, Managing Direktur Kinema Systrans Multimedia yang memproduksi film tersebut menjelaskan bahwa film ini juga dipasarkan ke Jerman dan Eropa Timur.
Film ini merupakan film animasi tiga dimensi musikal pertama di Indonesia yang mengisahkan perjuangan kakak-adik, Dana dan Rai, dalam mempertahankan desa mereka yang hendak dihancurkan kontraktor bangunan.
Untuk diketahui, Meraih Mimpi dikerjakan oleh 100 animator lokal dari rumah produksi yang bermarkas di Batam dengan biaya produksi mencapai US$ 5 juta. Ide cerita diambil berdasarkan novel karya penulis Singapura, Minfong Ho, dengan judul Sing to the Dawn. Bukunya ditulis pada 1970-an dan menjadi literatur wajib di Singapura. Pemutaran perdana film ini bahkan bukan di Indonesia, melainkan di Singapura.
Pada penayangannya di Singapura film ini berjudul Sing to the Dawn dengan alih suara bahasa Inggris. Film ini memang ditargetkan dapat menembus pasar internasional. Setelah diputar perdana di Singapura pada Oktober 2010. Baru diputar di Indonesia september 2011.
Waktu jeda setahun itu, menurut General Manager Kinema Dewi Pintokoratri, digunakan untuk alih bahasa ke bahasa Indonesia. Karakter utama versi Indonesia diisi suara oleh Gita Gutawa dan penyanyi cilik Indonesian Idol, Patton. Pemutaran di Singapura, film ini hanya mampu meraup 300 ribu penonton.
6. Daun di Atas Bantal
Daun di Atas Bantal merupakan film Indonesia yang digarap pada tahun 1998 dan disutradarai Garin Nugroho. Film ini cukup mendunia dengan beberapa penghargaan Internasional. Mengutip dari Wikipedia.Org, film ini menceritakan tentang seorang ibu yang bernama Asih (Christine Hakim) beserta tiga orang anaknya Heru, Sugeng, dan Kancil yang tinggal di jalanan kota Yogyakarta, Indonesia.
Film ini diproduksi rumah produksi milik Christine Hakim yakni Christine Hakim Film. Meski seharusnya selesai pada bulan Oktober 1997, tetapi akibat krisis ekonomi di Indonesia, akhirnya film ini diselesaikan di Australia. Dana penyelesaian datang dari beberapa sumber seperti Hubert Bals Fund, NHK dan RCTI. Film ini juga sudah dibuatkan untuk versi TV-nya.
Masih menurut Wikipedia, Cerita ini berfokus di mana ketiga anak ini hidup dari menjual ganja dan hidup di jalanan dengan harapan bisa keluar dari kemiskinan mereka. Akar dari permasalahan mereka sebenarnya akibat Asih selalu tidak menghiraukan mereka. Setiap malam ketiga anak ini selalu berkelahi untuk memperebutkan Bantal Daun kepunyaan Asih. tetapi harapan mereka pupus, ketika takdir mereka berakhir tragis.
Adapun penghargaan yang telah diraih film ini yakni
Asia-Pacific Film Festival – 1998 – Best Actress – Christine Hakim
Asia-Pacific Film Festival – 1998 – Best Film
Singapore International Film Festival – 1999 – Unggulan dalam kategori Silver Screen Award Best Asian Feature Film – Garin Nugroho
Tokyo International Film Festival – 1998 – Special Jury Prize – Garin Nugroho
7. Pasir Berbisik
Film Pasir Berbisik disutradarai oleh Nan Achnas. Pada film ini, diperlihatkan keindahan Gunung Bromo yang luar biasa. Selain itu, film ini didukung oleh aktris senior Christine Hakim dengan aktris pendatang baru waktu itu, Dian Sastro Wardoyo.
Akting keduanya dinilai pengamat film sangat memukau. Artis senior lainnya yang mendukung film ini yakni Didi Petet, Dik Doank, Slamet Raharjo, Mang Udel, dan Dessy Fitri.
Pasir Berbisik mampu meraih penghargaan internasional, seperti Best Cinematography Award, Best Sound Award, dan Jury’s Special Award for Most Promising Director untuk Festival Film Asia Pacifik 2001, artis wanita terbaik, Festival Film Asiatique Deauville 2002. Artis wanita terbaik pada Festival Film Antarbangsa Singapura ke-15.
8. Laskar Pelangi
Laskar Pelangi yang disambut baik di Indonesia juga memdapat sambutan positif di dunia internasional. Film yang diadopsi dari novel laris karya Andrea Hirata dengan judul yang sama juga menjadi salah satu film yang diputar pada festival film international fukuoka 2009 di Jepang.
Setelah kesuksesan penayangannya di bioskop tanha air, negara lain seperti Spanyol, Italia, Namibia, Hongkong, Singapura, Jerman, Amerika, Australia, dan Portugal juga ikut menayangkan film tentang mimpi 10 anak di desa terpencil dalam mengenyam pendidikan tersebut.
Film ini akhirnya meraih penghargaan the Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di International Festival of Film for Children dan Young Adults di Hamedan, Iran. Penghargaan internasional lainnya, yakni pernah menjadi nominasi film terbaik di Berlin International Film Festival tahun 2009, serta editor terbaik asian film 2009 di Hongkong.
Film yang disutradarai Riri Riza itu juga pernah diputar di Barcelona Asian Film Festival 2009 di spanyol,singapore international film festival 2009, 11th Udine Far East Film Festival di Italia, dan Los Angeles Asia Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat.
9. Denias, Senandung di Atas Awan
Film yang disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006 ini, dibintangi oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty.
Film ini juga berhasil masuk seleksi panitia Piala Oscar tahun 2008. Dikutip dari Wikipedia, Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia. Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal. Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
10. The Photograph
The Photograph dirilis pada tahun 2007. Film yang disutradarai oleh Nan Achnas ini sempat juga akan masuk seleksi panitia Piala Oscar tahun 2008 untuk kategori film asing, meski yang akhirnya terpilih hanya film Denias, Senandung di Atas Awan saja. Film ini dibintangi antara lain oleh Indy Barends, Kay Tong Lim, dan Shanty.
The Photograph juga pernah ditayangkan pada ajang Festival Film Internasional Pusan (PIFF) ke-12 di Korea Selatan.